Minggu, 10 Oktober 2010

PEMBAGIAN KELOMPOK DISKUSI ILMU BANGUNAN GEDUNG KE 2

KELOMPOK 1:
1. ADNAN HARI NURDHI
2. SUPRIYADI
3. ANJAR BANU AJI
4. TULUS SAWALI
5. RIANDA DIKI UTAMA

KELOMPOK 2:
1. ARDISTYA DWIE PAMBUDI
2. TAUFIK RAMADHAN
3. SAKTI DWI UTOMO
4. ADI CAHYOWIDIARTO
5. IMRON ASRORI

KELOMPOK 3:
1. PANDU NUR ABDUL
2. TRI HANDIKA S
3. SISKA APRIYANTI
4. RISKI CANDRA
5. BENI SUSANTO
6. NANANG K ATMAJA

KELOMPOK 4:
1. SAHRUL APRI
2. NANANG K SAPUTRA
3. ANGGY ASPRI W
4. D BAYU EKO
5. HENDRA TRIYATMOKO
6. M ROSYID R

KELOMPOK 5:
1. RONNI ADI CANDRA
2. NUR HAFIT IKHTIYAR
3. ANGGA DWI CAHYANTO
4. DIANA FIDYAH ANDRIANI
5. DWI KURNIASARI

KELOMPOK 6:
1. ARIF USMANTO
2. TRI YATMOKO
3. RISKA OKTAVIANA
4. IBNU RIDWAN
5. IRFAN HIDAYAT
6. WAHYU CANDRA K

DISKUSI 2 4 X 6 PERTEMUAN

DAFTAR KELOMPOK:
MATERI KELOMPOK 1: jENIS PONDASI
 Cara pemasangan patok peilhoogte (patok duga).
 Pengertian dan fungsi dari papan bangunan
 Syarat pemasangan dan persiapan pelaksanaan pembuatan papan bangunan.
 Macam-macam dan jenis pondasi.
 Pengertian penggunaan pondasi dan ketentuan umum ukuran pondasi.
 Jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya.

 Ukuran penampang pondasi berdasarkan persyaratan teknis.
MATERI KELOMPOK 2: PASANGAN BATU BATA
 Macam-macam ukuran batu bata menurut NI.
 Cara menghitung jumlah batu bata tiap m3 pasagan batu bata.

 Bahan dan campuran pasangan batu bata.

 Macam-macam ikatan dinding batu bata dan syaratnya.

 Lapisan dalam ikatan batu bata baik untuk dinding maupun pertebalan.
MATERI KELOMPOK 3: SAMBUNGAN KAYU
 Sifat-sifat kayu.
 Sambungan kayu memanjang meliputi :
- Macam-macam sambungan kayu memanjang.
- Persyaratan dan penggunaan nya
 Sambungan kayu melebar meliputi:
- Macam-macam sambungan kayu melebar.
- Persyaratan dan penggunaan nya.
 Sambungan kayu pada sudut-sudut pertemuan meliputi :
- Macam-macam sambungan kayu pada sudut pertemuan.
- Persyaratan dan penggunaan nya
 Identifikasi dan penentuan sambungan kayu sesuai dengan kebutuhan dalam mendirikan bangunan.
MATERI KELOMPOK 4: PINTU DAN JENDELA
 Pemahaman konstruksi pintu dan jendela meliputi :
- Macam-macam konstruksi pintu dan jendela menurut fungsi, penempatan, serta kegunaannya
- Konstruksi kusen pintu dan jendela menurut kebutuhan dan keindahan.
- Konstruksi daun pintu dan jendela menurut kebutuhan dan keindahan
- Hubungan konstruksi pintu dan jendela dengan pasangan dinding bata, beton maupun kayu.
 Perencanaan pintu dan jendela meliputi :
- Persyaratan luas pintu dan jendela dalam bangunan.
 Desain pintu dan jendela menurut perkembangan teknologi di lapangan.
 Identifikasi dan penentuan penggunaan konstruksi pintu dan jendela sesuai dengan kebutuhan dalam mendirikan bangunan.
MATERI KELOMPOK 5:KONSTRUKSI ATAP
 Pemahaman tentang :
- Bahan penutup atap
- Macam-macam bentuk atap.
- Jenis-jenis kuda-kuda dan ketentuannya.
 Konstruksi rangka atap.
 Identifikasi dan penentuan bentuk atap, jenis kuda-kuda, dan konstruksi rangka atap sesuai bentuk denah bangunan.
MATERI KELOMPOK 6: MENGIDENTIFIKASI BANGUNAN GEDUNG
 Pengertian dasar bangunan
 Fungsi pokok pembuatan bangunan
 Bagian-bagian dari konstruksi bangunan gedung
 Macam-macam tanah sesuai dengan pekerjaan pondasi.
 Identifikasi bagian-bagian bangunan.
* BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL:
* JENIS
* BAGIAN-BAGIAN RUMAH TRADISIONAL

Sabtu, 09 Oktober 2010

KELOMPOK 5:
- ADI CAHYO
- ADNAN HARI
- ANGGA DWI CAHYO
- PANDU NUR R.
- TRI HANDHIKA S
- WAHYU CANDRA



KONTRUKSI ATAP

Pengertian Struktur Konstruksi Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Kriteria Pemilihan Jenis Bahan Penutup Atap
Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap ikllim setempat
2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia

Syarat-Syarat Konstruksi Atap
Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.
2.Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
4.Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.


BAHAN-BAHAN PENUTUP BIDANG ATAP
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa mahkotanya suatu bangunan terletak pada keserasian atapnya. salah satu faktor yang turut mempengaruhi keserasian itu adalah jenis bahan penutupnya. Penutup atap ini dimaksudkan untu melindungi bagian dalam terhadap pengarauh hawa, yaitu berupa hujan, panas, angn, debu atau pengaruh-pengaruh lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan penghuninya. Jenis bahan penutup yang dapat digunakan, maka dipandang perlu untuk membuat kriteria dasar pemilihannya.
Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penuutp atap adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap iklik setempat, artinya: apakah di tempat didirikannya bangunan itu mempunyai iklim panah atau iklim dingin?
2. Bentuk keserasian atap yang dikehendaki
3. Tinjauan daripada didirikannya bangunan tersebut.
4. Mudahnya bahan itu didapat atau ditangkan di tempat di mana bangunan iti didirikan.
5. Jumlah dana / Uang yang tersedia.
Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas barulah kiranya kita dapat menentukan atau memilih salah satu jenis bahan penutup bidang atap yang akan dipergunakan.
1. Syarat-Syarat Umum Bahan Penutup Atap
Adapun syarat umum bahan penutup atap adalah :
• Bahan harus dapat bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
• Harus rapat terhadap air hujan / tidak tembus air.
• Tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian / perubahan cuaca
• Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan.
• Tidak mudah terbakar
• Bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah di pasang
• Tahan lama ? awet
Disamping persyaratan di atas, bahan penutup atap mempunyai hubugan yang erat dengan sudut lerengnya. Makin rapat dan padat bahan penutup atap, sudut lerengnya dapat dibuat lebih landai seperti bahan dari beton atau asbes.
Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud :
1. Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil.
2. Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
3. Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim. Dan bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil dan ringan.
Hubungan antara jenis bahan penutup dengan Besar-kecilnya sudut lereng (kemiringan) atap.

No. Bahan Penutup Atap Sudut Kemiringan atap
1. Beton 1 – 2
2. Kaca 10 – 20
3. Semen Asbes 15 – 25
4. Seng 20 – 25
5. Genteng 30 – 40
6. Sirap 25 – 40
7. Seng, Ijuk >= 40
Catatan: semua ukuran sudut dalam satuan derajat
Adapun caran pemeriksaaan genteng yang baik, dilapanga sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap Pandangan luar :
• Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itu dipukul, maka akan terdengar suara yang nyaring
• Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh permukaannya.
• Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-lekuk
• Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan berukuran sama.
2. Tinjauan Terhadap Berat rata-rata.
Untuk mengetahui berat rata-rata genteng dapat dilakukan dengan jalan penimbangan, ambil contoh sampel 6 buah genteng dari tumpukan tiap-tiap jenis yang diperkirakan dapat mewakili keseluruhan. Kemudian gentang ini ditimbang dan hasil beratnya masing-masing dijumlahkan dan dibagi rata-rata, maka hasil pembagian ini merupakan berat rata-rata
3. Tinjauan terhadap rembesan
Sediakan sebuah genteng yang akan diperiksa dan sebuah kotak terbuka (kaleng) yang pada bagian sisi atas dan bawahnya terbuka serta semua sisi sampingnya tidak dapat tembus oleh air. Kotak ini direkatkan pada bagian atas permukaan genteng, selanjutnya dibagian luarnya diberi perekat lilin agar rapat air. Kotak ini diisi air kira-kira setinggi 6 cm. Setelah 3 jam lamanya dalam kotak, lalu bagian bawah genteng diperiksa apakah terjadi rembesan atau tetesan air. Catat dari 6 buah atau lebih genteng, berapakah yang tembbus air. Genteng yang baik tidak akan tembus air.
4. Tinjauan terhadap penampang patahan:
Genteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah panjang dan melintang. untuk genteng yang baik akan terlihat seperti berikut :
• Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah sedikit kekuning-kuningan)
• Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama
• Susunannya terlihat rapat dan padat
• Campurannya yang berasal dari tanah liat itu halus.
an dan budget yang tersedia.
Syrat-Syarat Teknik Pelaksanaan Konstruksi Rangka Atap
LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan-pekerjaan
persiapan guna pelaksanaan rangka atap, penyediaan tenaga, bahan material, dan peralatan. Untuk itu perlu manajemen proyek yang terstruktur. Manajemen proyek yang profesional akan membantu pekerjaan menjadi lebih tersistem.
Secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi rangka atap ini meliputi :
a. Pekerjaan Konstruksi Baja Atap
PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP
Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi baja atap ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja atap.
Bahan.
1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini :
a. Rangka Atap Baja Ringan Zinc Alume setara Smart Truss, Global Steel,
atau Truss indo
b. Usuk Plat Baja Lapis Alumunium AZ100 (Alumunium Zinc Coated Steel
Plate) setara Global U100 t=0,85mm eks Global Steel Light Steel Frames.
c. Reng Plat Baja Lapis Alumunium AZ100 (Alumunium Zinc Coated Steel
Plate) Global R36 t=0,55mm eks Global Steel Light Steel Frames atau yang
Setara.
Seluruh bahan baja ringan yang akan digunakan harus di berikan contohnya
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas / Direksi,
sebelum boleh didatangkan dilapangan pekerjaan.
Pelaksanaan.
1. Bentuk dan dimensi kudakuda serta dimensi batang-batang dan plat simpulnya
harus dilaksanakan sesuai gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan
keadaan bentang kedudukannya di lapangan pekerjaan.
Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan"
lebih dahulu. Pekerjaan kudakuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan
sebelum "gambar pelaksanaan" disetujui Direksi. Sistem instalasi maupun sistem konstruksi harus benar-benar diperhatikan.
2. Pembuatan kudakuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan
lantai kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan,
Kontraktor harus meminta ijin secara tertulis kepada Direksi dan menunjukkan
bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum pekerjaan ini dilaksanakan. Antara sistem konstruksi, sistem instalasi, dsb harus teratur.
3. Pemotongan harus dilaksanakan dengan mesin standard. Pelubangan harus
menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat pemotongan maupun pemboran
harus ditumpulkan dengan gerenda.
4. Pemasangan kudakuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok
beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan
baut-baut pengikatnya telah terpasang dengan benar. Jika dibutuhkan, bisa melakukan sewa alat berat.
5. Pengangkatan kudakuda harus dilaksanakan secara hati-hati hingga tidak
menimbulkan puntiran-puntiran pada bidang kudakuda.
6. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang pejepit sebagai klem pengaku
bidang kudakuda harus dipasang lebih dahulu dan tidak boleh dilepas sebelum
trek stang dipasang serta konstruksi kudakuda telah benar-benar dalam
keadaan diam. Jika diperlukan bisa memanfaatkan jasa sewa alat berat.
Jenis-Jenis Penutup Atap
Macam-macam tipe atap antara lain :

1. Atap datar (platdak), biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang


2. Atap strandar (lessenaar), terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda.

3. Atap pelana (Zadeldak), terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.

4. Atap perisai (schildak), merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.

5. Atap tenda (tentdak), biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.

6. Atap runcing atau menara (terendak), serupa dengan bentuk atap tenda, akan tetapi kemiringan dari jurai lebih curam.

7. Atap kerucut (kegeldak), jika atap itu berdenah bundar maka didapat atap berbentuk kerucut.

8. dan lain-lain.












Contoh Gambar Struktur atap
>< PENGERTIAN PASANGAN BATA - Pasangan bata merupakan bagian dari proses pembangunan berupa pembatas antar ruangan, pasangan bata dapat juga disebut sebagai bagian pengisi atau bagian dari rangka bangunan. - Pasangan bata dikerjakan bersanma - sama dengan pasangan kozen pintu atau kozen jendela sesuai dengan gambar rencana, dan juga yang harus diperhatikan mengenai perletakan dari kolom - kolom praktis yang berfungsi sebagai perkuatan dari dingind bata yang dipasang. - Posisi perletakan kolokm - kolom praktis ditempatkan pada sudut - sudut ruangan, prinsipnya dinding pasangan bata harus ada dipasangakan kolom praktis sejarak 3 - 4 m atau dalam 12 m2 harus dipasangakan sebagai perkuatan pada pasangan batanya. - Kolom praktis merupakan tiang dari besi yang di cor dengan adukan 1 Pc:2Ps:3Kr biasanya ditulis dengan 4 ø 12 atau empat batang besi berdiameter 12 mm dengan cincin / sengkang ø 8 mm sejarak 20 cm - 25 cm. - Fungsi stek agar diperhatikan dan dilaksanakan dari kolom- kolom yang berdiri supaya disiapkan sebelumnya pada jarak - jarak tertentu sehingga setelah di cor kolom - kolom tersebut sudah terpasangkan stek perkuatan itu pada dinding batu bata, jadi kolom praktis sebagai pengaku pasangan dinding batu bata. - Kolom praktis tidak sama fungsinya dengan kolom konstruksi, karena kolom konstruksi berfungsi menahan beban bangunan dan menyalurkan kebawah sampai ke posisi beton sloot dan pondasi batu kalinya. - Pasangan dinding batu bata ada beberapa macam, dapat disebutkan sebagai berikut: Ω Pasangan dinding bata ½ batu Ω Pasangan dinding bata 1 batu Ω Pasangan dinding bata 1 ½ batu Ω Pasangan dinding bata 2 batu - Pasangan dinding batu bata dipasang atau disusun dengan perekat atau adukan/ spesi 1Pc: 4Ps artinya dengan perbandingan adukan satu dolak semen dicampur dengan empat dolak pasir ditambahkan air secukupnya sehingga menjadi adukan yang siap pakai. - Dalam pasangan dinding bata, kita kenal dengan sebutan siar tegak dan siar mendatar, untuk siar tegak kondisi bata disusun ke atas atau vertical dengan posisi ½ bata, jadi siar tegak 1 Pc:4Ps harus kelihatan dipasang zig - zag dan alur siar tegak tidak boleh lurus kebawah. - Hubungan antara kolom praktis dan pasangan dinding bata dalam pelaksanaannya harus bersama - sama artinya pasangan dinding bata jika sudah mencapai ketinggian 1 m, harus segera kolom praktisnyadi cor supaya ada perkuatan untuk memegang pasangan batu batanya. Jadi pengecoran kolom praktis boleh bertahap. >
Pertanyaan: Kepada Pengasuh Rubrik Keamanan Konstruksi. Bagaimana metode pemasangan batu-bata yang baik? Jelaskan komposisi campuran mortal yang tepat untuk pelaksanaan pasangan bata. Apa pula fungsi tembok pasangan bata yang diberi kolom praktis, kapan harus dipasang kolom praktis tersebut? Terimakasih.

Jawaban:

Batu bata yang dipergunakan dalam pekerjaan ini, biasanya batu bata lokal dari Kulim yang memenuhi ketentuan. Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta ukurannya sama besar. Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh). Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan atau penutup sudut. Pekerjaan meredam bata memang pada saat ini jarang dilakukan dengan alasan kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar menyiram batu-bata tersebut.


Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi 20 cm diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1 pc : 2 pasir. Demikian juga untuk dinding yang selalu berhubungan dengan air seperti kamar mandi & WC mulai permukaan sloof sampai setinggi 1,5 m diatas permukaan lantai digunakan adukan 1 pc : 2 pasir. Adukan untuk pasangan lain 1 pc : 4 pasir.

Anda akan mengerjakan pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar setelah dinding dipasang. Dalam satu hari pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari 1 (satu) meter dan pengakhiran pemasangan pada satu hari harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua pemasangan harus rata (horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan menggunakan benang tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan dibawahnya.

Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat mengikat dengan sempurna, tidak dibenarkan menggunakan batu bata pecahan kecuali untuk las-lasan dibawah sudut/tepi. Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya. Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang sempurna kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang beton merupakan bingkai.

Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya, diikuti dengan pengecoran kolom praktis. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 10 m harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis dengan ukuran 11 x 11 cm dengan tulangan 4 Ø10 beugel Ø6-10).

Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari langsung dan Anda harus menyediakan karung-karung yang digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus basah, selain karung goni juga dapat digunakan karung bagir atau lainnya untuk menutup pasangan tersebut.

Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom, balok, listplank beton dan lain-lain) harus diberi stek-stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik/dicor bersamaan pengecoran beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.***

KELOMPOK 4
1 ANGGI ASPRI
2 DWI KURNIA SARA
3 IMRON SARORI
4 N.K.A ATMAJA
5 NUR HAFID .I.
KONTRUKSI ATAP

Pengertian Struktur Konstruksi Atap
Atap adalah bagian dari suatu bangunan yang berfungsi sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya terhadap pengaruh panas, debu, hujan, angin atau untuk keperluan perlindungan.

Bentuk atap berpengaruh terhadap keindahan suatu bangunan dan pemilihan tipe atap hendaknya disesuaikan dengan iklim setempat, tampak yang dikehendaki oleh arsitek, biaya yang tersedia, dan material yang mudah didapat.

Konstruksi rangka atap yang digunakan adalah rangka atap kuda-kuda. Rangka atap atau kuda–kuda adalah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga berat sendiri dan sekaligus memberikan bentuk pada atap. Pada dasarnya konstruksia kuda–kuda terdiri dari rangkaian batang yang membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan penutup atap, maka konstruksi kuda–kuda akan berbeda satu sama lain. Setiap susunan rangka batang haruslah merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang bekerja padanya tanpa mengalami perubahan.

Kriteria Pemilihan Jenis Bahan Penutup Atap
Jenis bahan penutup atap merupakan factor yang sangat mempengaruhi keserasian atap. Dalam pemilihan jenis penutup atap ini ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan yaitu sebagai berikut :

1. Tinjauan terhadap ikllim setempat
2. Bentuk keserasian atap
3. Fungsi dari bangunan tersebut
4. Bahan penutup atap mudah diperoleh
5. Dana yang tersedia

Syarat-Syarat Konstruksi Atap
Adapun syarat-syarat konstruksi atap yang harus dipenuhi antara lain :
1. Konstruksi atap harus kuat menahan berat sendiri dan tahan terhadap beban-beban yang bekerja padanya.
2.Pemilihan bentuk atap yang sesuai sehingga menambah keindahan serta kenyamanan bagi penghuninya.
3. Bahan penutup atap harus sesuai dengan fungsi bangunan tersebut, dan tahan terhadap pengaruh cuaca.
4.Sesuai dengan ciri khas arsitektur tradisional bangunan sekitar.
5. Kemiringan atau sudut atap harus sesuai dengan jenis bahan penutupnya. Makin rapat jenis bahan penutupnya, maka kemiringannya dapat dibuat lebih landai, seperti bahan dari seng, kaca, asbes dan lain – lainnya.


BAHAN-BAHAN PENUTUP BIDANG ATAP
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita dengar bahwa mahkotanya suatu bangunan terletak pada keserasian atapnya. salah satu faktor yang turut mempengaruhi keserasian itu adalah jenis bahan penutupnya. Penutup atap ini dimaksudkan untu melindungi bagian dalam terhadap pengarauh hawa, yaitu berupa hujan, panas, angn, debu atau pengaruh-pengaruh lainnya yang dapat mengganggu kenyamanan penghuninya. Jenis bahan penutup yang dapat digunakan, maka dipandang perlu untuk membuat kriteria dasar pemilihannya.
Adapun kriteria dasar untuk dapat memilih bahan penuutp atap adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap iklik setempat, artinya: apakah di tempat didirikannya bangunan itu mempunyai iklim panah atau iklim dingin?
2. Bentuk keserasian atap yang dikehendaki
3. Tinjauan daripada didirikannya bangunan tersebut.
4. Mudahnya bahan itu didapat atau ditangkan di tempat di mana bangunan iti didirikan.
5. Jumlah dana / Uang yang tersedia.
Dengan memperhatikan pertimbangan-pertimbangan di atas barulah kiranya kita dapat menentukan atau memilih salah satu jenis bahan penutup bidang atap yang akan dipergunakan.
1. Syarat-Syarat Umum Bahan Penutup Atap
Adapun syarat umum bahan penutup atap adalah :
• Bahan harus dapat bersifat isolasi terhadap panas, dingin dan bunyi
• Harus rapat terhadap air hujan / tidak tembus air.
• Tidak mengalami perubahan bentuk karena adanya pergantian / perubahan cuaca
• Tidak terlalu banyak memerlukan perawatan.
• Tidak mudah terbakar
• Bobotnya cukup ringan dan mempunyai kedudukan yang mantap setelah di pasang
• Tahan lama ? awet
Disamping persyaratan di atas, bahan penutup atap mempunyai hubugan yang erat dengan sudut lerengnya. Makin rapat dan padat bahan penutup atap, sudut lerengnya dapat dibuat lebih landai seperti bahan dari beton atau asbes.
Kemiringan dari suatu bentuk atap dibuat dengan maksud :
1. Agar air hujan yang jatuh pada permukaan bidang atap dengan cepat dapat mengalir meninggalkan bidang atap tersebut, sehingga kemungkinan rembes sangatlah kecil.
2. Menambah keindahan pandangan dari suatu bangunan.
3. Didapat ruangan atas yang sekaligus dapat berfungsi sebagai isolasi terhadap iklim. Dan bila dalam keadaaan memaksa dapat dipakai untuk gudang penyimpanan barang-barang kecil dan ringan.
Hubungan antara jenis bahan penutup dengan Besar-kecilnya sudut lereng (kemiringan) atap.

No. Bahan Penutup Atap Sudut Kemiringan atap
1. Beton 1 – 2
2. Kaca 10 – 20
3. Semen Asbes 15 – 25
4. Seng 20 – 25
5. Genteng 30 – 40
6. Sirap 25 – 40
7. Seng, Ijuk >= 40
Catatan: semua ukuran sudut dalam satuan derajat
Adapun caran pemeriksaaan genteng yang baik, dilapanga sebagai berikut :
1. Tinjauan terhadap Pandangan luar :
• Bila tiap-tiap bagian permukaan genteng itu dipukul, maka akan terdengar suara yang nyaring
• Tidak terlihat adanya retak-retak diseluruh permukaannya.
• Permukaan genteng itu rata dan tidak ada lekuk-lekuk
• Setelah dipasang akan terlihat di atas atap rapih dan berukuran sama.
2. Tinjauan Terhadap Berat rata-rata.
Untuk mengetahui berat rata-rata genteng dapat dilakukan dengan jalan penimbangan, ambil contoh sampel 6 buah genteng dari tumpukan tiap-tiap jenis yang diperkirakan dapat mewakili keseluruhan. Kemudian gentang ini ditimbang dan hasil beratnya masing-masing dijumlahkan dan dibagi rata-rata, maka hasil pembagian ini merupakan berat rata-rata
3. Tinjauan terhadap rembesan
Sediakan sebuah genteng yang akan diperiksa dan sebuah kotak terbuka (kaleng) yang pada bagian sisi atas dan bawahnya terbuka serta semua sisi sampingnya tidak dapat tembus oleh air. Kotak ini direkatkan pada bagian atas permukaan genteng, selanjutnya dibagian luarnya diberi perekat lilin agar rapat air. Kotak ini diisi air kira-kira setinggi 6 cm. Setelah 3 jam lamanya dalam kotak, lalu bagian bawah genteng diperiksa apakah terjadi rembesan atau tetesan air. Catat dari 6 buah atau lebih genteng, berapakah yang tembbus air. Genteng yang baik tidak akan tembus air.
4. Tinjauan terhadap penampang patahan:
Genteng yang akan diperiksa dipatahkan pada arah panjang dan melintang. untuk genteng yang baik akan terlihat seperti berikut :
• Warna pada tiap-tiap patahan merata (merah sedikit kekuning-kuningan)
• Tebalnya pada bagian-bagian patahan itu sama
• Susunannya terlihat rapat dan padat
• Campurannya yang berasal dari tanah liat itu halus.
an dan budget yang tersedia.
Syrat-Syarat Teknik Pelaksanaan Konstruksi Rangka Atap
LINGKUP PEKERJAAN
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi ini adalah juga pekerjaan-pekerjaan
persiapan guna pelaksanaan rangka atap, penyediaan tenaga, bahan material, dan peralatan. Untuk itu perlu manajemen proyek yang terstruktur. Manajemen proyek yang profesional akan membantu pekerjaan menjadi lebih tersistem.
Secara keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi rangka atap ini meliputi :
a. Pekerjaan Konstruksi Baja Atap
PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP
Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan konstruksi baja atap ini penyediaan tenaga,
bahan material dan peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi baja atap.
Bahan.
1. Bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini :
a. Rangka Atap Baja Ringan Zinc Alume setara Smart Truss, Global Steel,
atau Truss indo
b. Usuk Plat Baja Lapis Alumunium AZ100 (Alumunium Zinc Coated Steel
Plate) setara Global U100 t=0,85mm eks Global Steel Light Steel Frames.
c. Reng Plat Baja Lapis Alumunium AZ100 (Alumunium Zinc Coated Steel
Plate) Global R36 t=0,55mm eks Global Steel Light Steel Frames atau yang
Setara.
Seluruh bahan baja ringan yang akan digunakan harus di berikan contohnya
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas / Direksi,
sebelum boleh didatangkan dilapangan pekerjaan.
Pelaksanaan.
1. Bentuk dan dimensi kudakuda serta dimensi batang-batang dan plat simpulnya
harus dilaksanakan sesuai gambar rancangan pelaksanaan serta sesuai dengan
keadaan bentang kedudukannya di lapangan pekerjaan.
Untuk itu Kontraktor Pelaksana harus membuat "gambar-gambar pelaksanaan"
lebih dahulu. Pekerjaan kudakuda baja ini tidak diperkenankan dilaksanakan
sebelum "gambar pelaksanaan" disetujui Direksi. Sistem instalasi maupun sistem konstruksi harus benar-benar diperhatikan.
2. Pembuatan kudakuda baja harus dilaksanakan di tempat yang datar dengan
lantai kerja yang keras. Bila dilaksanakan di luar lapangan pekerjaan,
Kontraktor harus meminta ijin secara tertulis kepada Direksi dan menunjukkan
bengkel tempat dikerjakannya konstruksi untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum pekerjaan ini dilaksanakan. Antara sistem konstruksi, sistem instalasi, dsb harus teratur.
3. Pemotongan harus dilaksanakan dengan mesin standard. Pelubangan harus
menggunakan bor. Tepian yang tajam akibat pemotongan maupun pemboran
harus ditumpulkan dengan gerenda.
4. Pemasangan kudakuda hanya boleh dilaksanakan bila kolom-kolom dan balok
beton penumpunya telah berumur paling sedikit 14 (empat belas) hari dan
baut-baut pengikatnya telah terpasang dengan benar. Jika dibutuhkan, bisa melakukan sewa alat berat.
5. Pengangkatan kudakuda harus dilaksanakan secara hati-hati hingga tidak
menimbulkan puntiran-puntiran pada bidang kudakuda.
6. Untuk itu sebelum diangkat batang-batang pejepit sebagai klem pengaku
bidang kudakuda harus dipasang lebih dahulu dan tidak boleh dilepas sebelum
trek stang dipasang serta konstruksi kudakuda telah benar-benar dalam
keadaan diam. Jika diperlukan bisa memanfaatkan jasa sewa alat berat.
Jenis-Jenis Penutup Atap
Macam-macam tipe atap antara lain :

1. Atap datar (platdak), biasanya menggunakan beton bertulang yang dihitung tersendiri sesuai dengan bentangan dan tebal plat. Meskipun tipe ini dikatakan datar, namun permukaan atap selalu dibuat miring untuk menyalurkan air hujan kelubang talang


2. Atap strandar (lessenaar), terdiri dari sebuah bidang atap miring kebagian tepi atasnya menempel pada dinding bangunan induk, pada bentuk ini menggunakan konstruksi setengah kuda-kuda.

3. Atap pelana (Zadeldak), terdiri dari dua bidang miring atap yang tepi atasnya bertemu pada satu garis lurus yang disebut bubungan. Tipe ini banyak digunakan untuk rumah sederhana dan banyak dijumpai di daerah pedesaan Bali, Jawa Barat, Jawa timur, dan Jawa Tengah.

4. Atap perisai (schildak), merupakan menyempurnaan dari bentuk atap pelana dengan menambahkan dua bidang atap miring yang membentuk segitiga pada ujung akhir atap bangunan.

5. Atap tenda (tentdak), biasa dipakai pada bangunan yang ukuran panjang dan lebarnya sama, ini berarti atap terdiri dari empat bidang atap dan empat jurai dengan bentuk, ukuran dan lereng yang sama yang bertemu pada satu titik tertinggi, yaitu pada tiang penggantung.

6. Atap runcing atau menara (terendak), serupa dengan bentuk atap tenda, akan tetapi kemiringan dari jurai lebih curam.

7. Atap kerucut (kegeldak), jika atap itu berdenah bundar maka didapat atap berbentuk kerucut.

8. dan lain-lain.












Contoh Gambar Struktur atap
Disusun oleh :
1. Hendra triyatmoko (Tampan)
2. Rianda diki utam (Ndagel)
3. Riska oktaviana (Solehah)
4. Ronni adi Chandra (Sipit)
5. Sakti dwi utomo (Mambu)
6. Siska apryanti (Bawel)

Pondasi
Setiap bangunan sipil , seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dinding penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya.

Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan Bangunan terhadap berat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.

Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi Bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.
Pondasi terdiri dari :
- Pondasi dangkal ( shallow foundation )
- Pondasi dalam ( deep foundation )

Pondasi dangkal digunakan bila letak tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi ( D ≤ B ).
Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi telapak, cakar ayam, sarang laba-laba, gasing, grid, dan lain-lain.

Pondasi dalam terdiri dari : Pondasi sumuran, tiang, kaison.

Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. oleh karena itu, dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria secara teknis,kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan dampak lingkungan.

Agar dapat hasil yang baik maka perlu mempunyai pengetahuan tentang permasalahan pondasi.Pada dasarnya permasalahan pondasi ada 2 yaitu :
- umum : stabilitas ( daya dukung , geser, dan guling ), perbaikan tanah, kelongsoran lereng, dan pengaruh air bersih.
khusus : getaran, daerah lendutan tambang ( minyak, air, dsb), ledakan gempa bumi, dll
JENIS-JENIS PONDASI
Pondasi Dalam adalah jenis pondasi dalam Teknik Pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal batasan kepemilikan.
Istilah-istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis pondasi dalam anatara lain: Tiang pancang(pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya, dan juga dikenal dalam bahasa pasaran. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang. Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya/memancangnya ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton, masif maupun bertulang.
Sistem Pondasi Tiang
Pondasi yang bergantung pada tiang pancang seringkali memiliki kelompok tiang (beberapa tiang yang dipancang dengan jarak antar tiang yang beraturan), yang dipersatukan dengan pur / pile cap yang berupa blok beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam satu kelompok, sehingga kelompok tiang tersebut dapat menyokong beban yang lebih besar daripada yang dapat ditahan oleh satu tiang saja.
Jenis-jenis fondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
• Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
o Pondasi setempat
o Pondasi penerus
o Pondasi pelat
• Pondasi KADAL. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
• Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang]]
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain fondasi
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
• Beban horizontal/beban geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
• Beban vertikal/beban tekan dan beban tarik, contohnya:
o Beban mati, contoh berat sendiri bangunan
o Beban hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
o Gaya gempa
o Gaya angkat air
• Momen
• Torsi
Pondasi,.
Teknik Pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.

Pondasi adalah bagian bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, (Struktur Bawah / Sub Struktur). Berfungsi meneruskan beban dari struktur atas ke lapisan tanah bagian bawah, tanpa mengakibatkan keruntuhan, geser tanah dan penurunan tanah (settlement) yang berlebihan.

Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pondasi :
1. Jenis Struktur di Atasnya (Beban-Beban yang Bekerja). (Struktur ringan dan lapisan permukaan tanah baik, memilih jenis pondasi dangkal telah cukup memadai).
2. Jenis Tanah (Daya Dukung Tanah). Yaitu daya dukung yang mampu memikul beban sehingga pondasi mengalami penurunan yang masih berada dalam batas toleransi.

Syarat pekerjaan pondasi:
1. dasar pondasi harus cukup lebar dan diletakkan pada lapisan tanah keras;
2. tidak boleh dipasang sebagian pada tanah keras dan sebagian lagi pada tanah lemek;
3. dipasang menerus di bawah dinding dan di bawah kolom-kolom;
4. pondasi setempat harus dirangkaikan dengan balok pengikat (sloof);
5. pondasi harus dibuat dari bahan yang dan kuat.
6. seluruh panjang pondasi harus tetap diletakkan pada kedalaman yang sama.

Macam-Macam Kemungkinan Pondasi
1. Keadaan Tanah yang Kering (tidak dapat diperngaruhi air hujan dan sebagainya dengan air di dalam tanah sedikit atau dalam sekali, gunung). Jika daya dukung bagus pake pondasi lajur atau umpak. Kalau tidak, bias pake plat beton.
2. Keadaan Tanah yang Basah (mungkin terjadi longsor akibat terkena air hujan atau air di bawah permukaan) biasanya digunakan dinding bendungan. Paku bumi dari kayu hanya boleh digunakan di bawah permukaan air tanah permukaan terendah karena bahaya pembusukan.
3. Pondasi di Dalam Air pada prinsipnya dapat digunakan cara seperti pada pondasi pada tanah basah yaitu menggunakan dinding bendungan dan pondasi paku bumi kayu atau beton bertulang. Kemudian juga dengan menimbun batu kali selebar mungkin dengan ketinggian di atas permukaan air.

Kekokohan Landasan
1. Kekokohan Landasan Baik Maksudnya adalah tanah tidak dapat atau hampir tidak dapat dipres. Tebal lapisan tanah ini harusnya 2 -3 meter, misalnya: batu gunung, pasir yang sudah dipres dan kering dan lain sebagainya.
2. Kekokohan Landasan Sedang Maksudnya adalah tanah yang dapat dipres misalnya kerikil dengan pasir yang masih basah, tanah liat, lempung, dan lain sebagainya. Ketebalan lapisan ini seharusnya paling sedikit 3-4 meter.
3. Kekokohan Landasan Jelek Maksudnya adalah tanah yang menyingkir kalau dipres, misalnya pasir atau tanah liat yang masih basah, humus, rawa-rawa, atau timbunan tanah yang masih baru.

Jenis-Jenis Pondasi
Pondasi Dangkal
Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam. Ciri-ciri:
1). ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama;
2). dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom;
3). biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat;
4). untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar menjadi pelat.
b. Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur), tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan. Ciri pondasi setempat :
1). jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter ;
2). pondasi dibuat hanya di bawah kolom;
3). masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak digunakan untuk mendukung beban.
Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:
1). pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
2). pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
3). pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Ps bata yg disusun bertangga;
b) pasangan batu kali
c) cor beton tidak bertulang;
d) batu alam yang dibentuk menjadi lunak.
4). pondasi telapak“voetplat”, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi.
c. Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara merata ke tanah bangunan. Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:
1). daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi;
2). raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter;
3). beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas;
4). pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari bawah (tanah).
1. Pondasi Dalam ; kedalamannya jauh dari permukaan tanah. Digunakan untuk daerah yang mempunyai struktur tanah jelek, high rise building, lepas pantai, dll. Macam :
a. Pondasi tiang pancang untuk tanah berdaya dukung buruk.
1). paku bumi pelantak dapat dibagi atas paku bumi pelantak siap jadi atau pelantak beton berisi. Sistem paku bumi palantak tidak dapat digunakan pada tanah berisi batu-batuan yang besar dan sebagainya. Pemasangan (pelantakan) dilakukan dengan alat:
a) pengentak tangan pengentak ini dikerjakan manual dengan tangan.
b) pengentak diesel jumlah pukulannya lebih banyak bekerja dengan injeksi solar
c) paku bumi pelantak kayu hanya dapat digunakan jika selalu berada dalam air. Paku bumi pelantak kayu sehingga kayu tidak busuk karena tidak ada oksigen.
d) paku bumi pelantak profil baja mahal, harus anti karat
e) paku bumi palantak beton bertulang Panjangnya tidak lebih dari 45 kali diameternya
2). paku bumi pemboran lebih menguntungkan karena tidak memerlukan pengentak, hanya steling kaki tiga yang sederhana. Tidak menimbulkan getaran karena dilakukan dengan pembora, dengan dmikian dapat diambil contoh tanah lapisan.
b. Salaian paku bumi dibentuk sebagai pondasi tulang, pondasi jalur atau pondasi pelat, akan tetapi slalu menggunakan beton bertulang. Tulagan besi dari paku bumi dihubungkan dengan besi tulangan pondasi. Pada pondasi lajur, paku bumi dilatak dalam satu atau dua barisan dan pada pondasi pelat beton di bawah dinding bangunan.
c. Drilled shaft digunakan pada gedung bertingkat tinggi, jembatan, atau off-shore construction.
d. Diaphragm wall digunakan bila:
1). saturasi cukup tinggi;
2). kondisi tanah tidak stabil;
3). meminimalkan pergerakan tanah karena getaran pada saat pengeboran.

Bahan-Bahan Pondasi
1. Pondasi Batu Kali
2. Pondasi Batu Buatan
3. Pondasi Beton
4. Pondasi Beton Bertulang

Pondasi dan Solusinya
1. Pergerakan Akibat Pembebanan pada bagian pondasi, baik horizontal atau vertikal (penurunan).

2. Pergerakan Akibat Penyebab Lainnya ; karena perubahan cuaca, pertumbuhan pohon di sekitar bangunan, dan penyebab eksternal lainnya. Pada kondisi tanah tertentu memiliki beda pengaruh :
a. Tanah liat berpengaruh pada pergerakan pondasi dangkal. Tanah liat yang kering pada permukaannya akan banyak terjadi retakan. Melalui retakan ini air bisa masuk ke bagian bawah pondasi dan melemahkan tanah di bawah pondasi tersebut sehingga pondasi mengalami penurunan. Cara mengatasi: menggunakan pondasi yang dalam atau melakukan underpinning.
b. Tanah berpasir, maka akan menyebabkan tanah menjadi tidak stabil.
c. Tanah organik dan tanah urugan, bila tidak ditempatkan dan dipadatkan secara benar, kondisinya juga tidak stabil, maka perlu penyesuaian tertentu sebelum dibangun pondasi.

3. Pergerakan Dalam Skala Besar, karena fenomena alam, geological atau kombinasinya. Misal, pada kemiringan tertentu tanah liat dapat mengalami longsor secara perlahan, tanah berkapur pada lapisan dasarnya dapat berlubang-lubang akibat aliran air bawah tanah.

4. Desain Pondasi, faktor yang memengaruhi kedalaman suatu pondasi :
a. kapasitas yang cukup aman untuk mendukung beban bangunan;
b. untuk daerah yang jenis tanahnya tanah liat, kedalaman pondasi harus di bawah zone dimana penyusutan dan pengembangan akibat keadaan cuaca dapat menyebabkan pergerakan pondasi yang cukup besar.

5. Beton Pondasi, Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. proporsi dan tipe semen;
b. tipe proporsi dan kualitas campuran;

6. Modifikasi Terhadap Pondasi yang Sudah Ada membuat podasi tambahan yang dapt menahan beban tambahan yag timbul dari penambahan bangunan.

7. Pondasi Batu Kali Turun, penyebabnya antara lain:
a. Lapisan tanah di bawah pondasi kurang padat/kurang keras.
b. Ukuran pondasi kurang besar, tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya.
c. Posisi/letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah.
d. Tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam (banjir, gempa bumi).
Adapun cara mengatasi :
a. Membuat pondasi baru di dekat dengan pondasi yg turun u/ membagi beban berlebih.
b. Memadatkan permukaan tanah di bawah pondasi baru shg daya dukung tanah naik.
c. Memperbaiki ketinggian balok dan dinding yang rusak akibat penurunan pondasi.
d. Membuat tiang di atas pondasi baru untuk menghentikan penurunan.

8. Pondasi Tiang pada Tanah Lunak, solusiya dengan memperbesar ukuran pondasi atau memperbaiki kondisi tanah lunak tersebut (dengan proses elektrokinetik untuk menurunkan kadar air tanah).

9. Bangunan di Tepian Sungai, biasanya sebagian tiang pondasinya sudah tidak tegak. solusinya dengan menambah tiang pendukung pondasi baru.

10. Permasalahan pada Pondasi Dalam, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. tidak tercapainya daya dukung yang diinginkan;
b. penurunan jangka panjang tiang; dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, metode konstruksi, beban yang bekerja dll. Tpondasi bertumpu pada tanah lunak dari reruntuhan lubang pengeboran. solusinya dengan teknologi pressure grouting yang telah banyak diaplikasikan pada elevasi dasar atau sisi-sisi lateral dari tiang untuk meningkatkan performa pondasi tiang. Teknik grouting secara garis besar berfungsi:
a. memperkeras sedimen pada dasar tiang dan tanah yang mengelilingi tiang;
b. memperbaiki kekurangan teknologi konstruksi tradisional dari cast-in-situ pile;
c. meningkatkan kapasitas tahanan single pile;
d. menurunkan/memperbaiki settlement pada pondasi bored pile;
e. mengisi celah antara rongga dan plat bearing pada lokasi sekeliling load cell untuk menyambungkan kembali segmen atas dan bawah bored pile dengan mix grouting Didalam setelah melakukan pengujian beban dengan metoda Load Cell.

Mekanisme peningkatan kapasitas cast-in-place bored-pile; Grouting dengan tekanan tinggi akan memecah, mengisi, menembus, memadatkan dan memperkeras endapan dan tanah di sekeliling dasar tiang dan akhirnya dapat membentuk campuran tanah baru dengan kekuatan yang lebih tinggi dan mampu memberikan perlawanan yang lebih besar terhadap beban yang disalurkan dari kepala tiang. Tanah di sekeliling dasar tiang dianggap mengalami deformasi dan tekanan oleh tekanan tinggi dari grouting untuk membentuk pengembangan pada dasar tiang dan juga luas efektif dari dasar tiang akan meningkat. Dengan adanya tekanan tinggi dari grouting maka kekuatan dari penampang dasar tiang yang terdiri dari bahan beton dan campuran endapan akan meningkat dan deformasi tekan (compression deformation) akan tercapai lebih awal. Deformasi vertikal dari tiang akibat beban rencana akan berkurang dan penggunaan secara maksimal dari kapasitas tahanan tiang pondasi dapat tercapai.
Sebagian dari grouting akan menembus rongga-rongga sepanjang pile-soil interface di atas elevasi dasar tiang untuk membentuk suatu kumpulan massa tanah yang terintegrasi pada bagian bawah tiang dengan lapisan lumpur dan batasan tanah sehingga tahanan lateral dari tanah yang mendekati dasar tiang akan meningkat. Sedimen pada dasar tiang diperkeras dan dikunci dengan campuran jacked cement paste untuk membentuk sebuah kristal berkekuatan tinggi dan stable chemical performance, dan pada akhirnya akan meningkatkan tahanan dasar tiang.

11. kenaikan kelembaban dari tanah solusinya dibuat balok balok beton bertulang (rollag, trasram) setebal dinding setinggi ± 30 cm. balok beton bertulang itu juga membantu untuk membagi gaya-gaya dan beban seragam ke pondasi dan ke tanah bangunan.

12. Pencegahan Terhadap Rayap; dilakukan sebelum pendirian bangunan. Tindakan :
a. memperhatikan bahaya rayap dalam perencanaan dan perincian bangunan;
b. pengawetan dengan obat-obatan;
c. pencegahan selama pendirian pembangunan;
d. menggunakan bahan-bahan yang tahan terhadap rayap: beton, baja, dsb.

13. Pencegahan pada Lapangan Berawa; rawan rayap, jangan sampai ada air yang menggenang.
Teknik Pondasi
administrator

Teknik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.
Jenis-jenis pondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
• Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di dalamnya terdiri dari:
- Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)
- Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)
- Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
• Pondasi KADAL (eng: Deep Foundation, de: Tiefgründungen). Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain Tiang Pancang, Tiang Bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang Pancang (eng: Pile Foundation, de: Pfahlgründungen)
• Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile Foundation, de: Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain Pondasi
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
• Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
• Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)
JENIS-JENIS PONDASI
Posted by Irma Khamisah Kamis, 25 Maret 2010, under | 0 komentar
% pembangunan, tidak kurang dari sebulan lagi maka rumah telah siap. 2. Pondasi Foot Plat

Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikil dengan perbandingan tertentu ditambah air secukupnya.
Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:
a. Berdasarkan atas perbandingan berat
b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)
Perbandingan campuran beton untuk konstruksi beton adalah 1 PC :2 pasir : 3 kerikil atau 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton rapat air menggunakan campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil. Beton mempunyai sifat sanggup mendukung tegangan tekan dan sedikit mendukung tegangan tarik. Untuk itu agar dapat jugamendukung tegangan tarik konstruksi beton tersebut memerlukan tambahan besi berupa tulangan yang dipasang sesuai daerah tarik yang memerlukan.
Konstruksi pondasi pelat lajur beton bertulang digunakan apabila bobot bangunan sangat besar. Bilamana daya dukung tanah kecil dan untuk memperdalam dasar pondasi tidak mungkin sebab lapisan tanah yang baik letaknya sangat dalam sehingga sistem pondasi pelat beton bertulang cukup cocok. Bentuk pondasi pelat lajur tersebut kedua tepinya menonjol ke luar dari bidang tembok sehingga dimungkinkan kedua sisinya akan melentur karena tekanan tanah. Agar tidak melentur maka pada pelat pondasi diberi tulangan yang diletakkan pada daerah tarik yaitu dibidang bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.Besar diameter tulangan pokok Ø 13 - Ø 16 mm dengan jarak 10 cm– 15 cm, sedang pada arah memanjang pelat dipasang tulangan pembagi Ø 6 - Ø 8 mm dengan jarak 20 cm – 25 cm. Campuran beton untuk konstruksi adalah 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk lantai kerja sebagai peletakan tulangan dibuat betondengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil setebal 6 cm.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanyaberbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Telapak kaki yangberbentuk bujur sangkar biasanya terletak di bawah kolombangunan bagian tengah. Sedangkan yang berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan pada bawah kolom bangunan tepi atau samping agar lebih stabil. Luas telapak kaki pondasi tergantung pada beban bangunan yang diterima dan daya dukung tanah yang diperkenankan ( σ tanah), sehingga apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat kakinya dapat dibuat lebih kecil.



Gambar 1.4. Pondasi Foot Plat


3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur.

Pondasi untuk Konsep Rumah Tumbuh
Pembangunan rumah contoh untuk Tipe Cassia 74/116 di Kavling 8 (Rumah Contoh) sudah dalam tahap penyelesaian akhir, pemasangan keramik di tiap ruangan, pemasangan plafon gipsum dengan ranka hollow, pemasangan batu alam untuk tiap kamar mandi utama juga sudah mulai kelar. Secara keseluruhan sudah mencapai 80

Tahap berikutnya adalah persiapan pembangunan Rumah Kavling 9 dengan tipe dan luas tanah yang sama dengan Kavling 8 (Cassia 74/116). Para pekerja sudah mempersiapkan lahan, mulai membersihkan dan memulai penggalian untuk pemasangan pondasi untuk bangunan.
Prestigio Town House Pondok Cabe, memiliki Kavling dengan Tipe 74/116 untuk Rumah 1 (satu) lantai, lainnya adalah Tipe 110 untuk 2 (dua) lantai. Meski untuk Tipe 74/116 dibangun untuk satu lantai, namun jika kedepan pemilik menginginkan tambahan lantai ke dua untuk rumahnya, stuktur bangunan tipe ini sangat layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena beberapa hal vital dan syarat pembangunan 2 lantai, khususnya masalah struktur dan pondasi rumah sudah dipersiapkan untuk itu.
Pondasi untuk Rumah Tinggal
Pengertian umum untuk Pondasi Rumah adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.

Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:
• Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
• Dapat menyesuaiakan pergerakan tanah tidak stabil
• Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
• Tahan terhadap pengaruh bahan kimia
Pondasi Telapak (Foot Plat) untuk Konsep Rumah Tumbuh
Sesuai dengan namanya, yang dimaksud dengan konsep Rumah Tumbuh adalah pembangunan rumah yang dipersiapkan secara bertahap. Secara umum dibagi menjadi 2 (dua), tumbuh secara Vertical (ke atas) atau tumbuh Horizontal. Pertumbuhan secara Horizontal lazimnya lebih mudah, karena hanya mensyaratkan memenuhi kebutuhan luasan tanah yang kosong untuk perluasan bangunan, baik ke samping atau melebar.

Proses pemasangan Foot Plate untuk pondasi kokoh dan siap tingkat
Sedangkan untuk pertumbuhan Vertikal, tentu tidaklah semudah pertumbuhan Horizontal, karena terkait dengan masalah teknis dan struktur sebuah bangunan. Pembangunan rumah untuk 2 (dua) lantai haruslah dipersiapkan secara matang dan terencana. Lantas, Apa yang harus dipersiapkan untuk merancang pembangunan rumah tumbuh secara vertical?. Yang menjadi syarat utama adalah Pondasi Rumah harus kokoh, ini menjadi syarat mutlak jika menginginkan rumah tumbuh vertical. Dan yang lebih penting lagi, Prestigio Town House Pondok Cabe juga sudah mempersiapkan hal tersebut untuk Kavling paling kecilnya (Tipe Cassia 74/116).
Pondasi Telapak (Foot Plat) umumnya dipakai untuk pembangunan rumah 2 (dua) lantai keatas, memang tidak menutup kemungkinan digunakan untuk bangunan rumah 1 (satu) lantai (karena alasan kondisi tanah), akan tetapi hal ini sangat jarang sekali digunakan. Pada bangunan rumah tinggal lantai 2, pondasi yang digunakan adalah kombinasi antara Pondasi Staal (batu kali menerus) dengan pondasi Plat seperti pada gambar.

Tipe Agathis 74/116 pada Kavling 9 dan juga kavling lainnya di Prestigio Town House, dibangun untuk menunjang konsep Rumah Tumbuh secara Vertical. Hal ini mengingat kebutuhan di kota-kota besar seperti di Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan tanah luas tidak mudah dan membutuhkan biaya cukup besar. Tipe 74/116 memang sangat cocok untuk pasangan muda, seiring dengan perjalanannya pasangan muda tersebut tidak akan kesulitan dan harus membangun ulang untuk memenuhi kebutuhan ruangan barunya di lantai dua.

Jenis-Jenis Pondasi Dan Kegunaan


Disusun oleh :

1.   Hendra triyatmoko (Tampan)

2.   Rianda diki utam (Ndagel)

3.   Riska oktaviana (Solehah)

4.   Ronni adi Chandra (Sipit)

5.   Sakti dwi utomo (Mambu)

6.   Siska apryanti (Bawel)

 

Pondasi

Setiap bangunan sipil , seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, dinding penahan, menara, tanggul, harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya.

Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan Bangunan terhadap berat sendiri, beban - beban bangunan, gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan melebihi batas yang diijinkan.

Agar Kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi Bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan.
Pondasi terdiri dari :
- Pondasi dangkal ( shallow foundation )
- Pondasi dalam ( deep foundation )

Pondasi dangkal digunakan bila letak tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi ( D ≤ B ).
Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi telapak, cakar ayam, sarang laba-laba, gasing, grid, dan lain-lain.

Pondasi dalam terdiri dari : Pondasi sumuran, tiang, kaison.

Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. oleh karena itu, dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria secara teknis,kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan dampak lingkungan.

Agar dapat hasil yang baik maka perlu mempunyai pengetahuan tentang permasalahan pondasi.Pada dasarnya permasalahan pondasi ada 2 yaitu :
- umum : stabilitas ( daya dukung , geser, dan guling ), perbaikan tanah, kelongsoran lereng, dan pengaruh air bersih.
khusus : getaran, daerah lendutan tambang ( minyak, air, dsb), ledakan gempa bumi, dll
JENIS-JENIS PONDASI
Pondasi Dalam adalah jenis pondasi dalam Teknik Pondasi yang dibedakan dengan pondasi dangkal dari segi kedalaman masuknya ke dalam tanah. Ada sejumlah alasan mengapa para ahli geoteknik menyarankan pondasi dalam alih-alih pondasi dangkal, tapi beberapa sebab umum digunakannya pondasi dalam ialah karena besarnya beban rancang, tanah yang jelek pada kedalaman yang dangkal, atau beberapa alasan terkait dengan situasi (lokasi didirikannya bangunan), semisal batasan kepemilikan.
Istilah-istilah yang sering digunakan untuk mendeskripsikan berbagai jenis pondasi dalam anatara lain: Tiang pancang(pile), turap (sheet pile), dan kaison (caisson). Pemberian namanya bisa jadi beragam tergantung disiplin keteknikan dan perusahaan pembuatannya, dan juga dikenal dalam bahasa pasaran. Pondasi dalam dapat dibuat dari kayu, baja, beton bertulang dan beton prategang. Pondasi dalam dapat dipasang baik dengan menancapkannya/memancangnya ke bumi maupun membor dengan besaran tertentu lalu mengisinya dengan beton, masif maupun bertulang.

Sistem Pondasi Tiang

Pondasi yang bergantung pada tiang pancang seringkali memiliki kelompok tiang (beberapa tiang yang dipancang dengan jarak antar tiang yang beraturan), yang dipersatukan dengan pur / pile cap yang berupa blok beton besar yang mengikat seluruh kepala tiang dalam satu kelompok, sehingga kelompok tiang tersebut dapat menyokong beban yang lebih besar daripada yang dapat ditahan oleh satu tiang saja.

Jenis-jenis fondasi

Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
  • Pondasi dangkal: kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu, meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras. Di dalamnya terdiri dari
    • Pondasi setempat
    • Pondasi penerus
    • Pondasi pelat
  • Pondasi KADAL. Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain tiang pancang, tiang bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: fondasi tiang pancang
  • Kombinasi fondasi pelat dan tiang pancang]]
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain fondasi
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:

Pondasi,.

Teknik Pondasi adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.

Pondasi adalah bagian bangunan yang berada di bawah permukaan tanah, (Struktur Bawah / Sub Struktur). Berfungsi meneruskan beban dari struktur atas ke lapisan tanah bagian bawah, tanpa mengakibatkan keruntuhan, geser tanah dan penurunan tanah (settlement) yang berlebihan.


Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis pondasi :
  1. Jenis Struktur di Atasnya (Beban-Beban yang Bekerja). (Struktur ringan dan lapisan permukaan tanah baik, memilih jenis pondasi dangkal telah cukup memadai).
  2. Jenis Tanah (Daya Dukung Tanah). Yaitu daya dukung yang mampu memikul beban sehingga pondasi mengalami penurunan yang masih berada dalam batas toleransi.

Syarat pekerjaan pondasi:
  1. dasar pondasi harus cukup lebar dan diletakkan pada lapisan tanah keras;
  2. tidak boleh dipasang sebagian pada tanah keras dan sebagian lagi pada tanah lemek;
  3. dipasang menerus di bawah dinding dan di bawah kolom-kolom;
  4. pondasi setempat harus dirangkaikan dengan balok pengikat (sloof);
  5. pondasi harus dibuat dari bahan yang dan kuat.
  6. seluruh panjang pondasi harus tetap diletakkan pada kedalaman yang sama.

Macam-Macam Kemungkinan Pondasi
  1. Keadaan Tanah yang Kering (tidak dapat diperngaruhi air hujan dan sebagainya dengan air di dalam tanah sedikit atau dalam sekali, gunung). Jika daya dukung bagus pake pondasi lajur atau umpak. Kalau tidak, bias pake plat beton.
  2. Keadaan Tanah yang Basah (mungkin terjadi longsor akibat terkena air hujan atau air di bawah permukaan) biasanya digunakan dinding bendungan. Paku bumi dari kayu hanya boleh digunakan di bawah permukaan air tanah permukaan terendah karena bahaya pembusukan.
  3. Pondasi di Dalam Air pada prinsipnya dapat digunakan cara seperti pada pondasi pada tanah basah yaitu menggunakan dinding bendungan dan pondasi paku bumi kayu atau beton bertulang. Kemudian juga dengan menimbun batu kali selebar mungkin dengan ketinggian di atas permukaan air.

Kekokohan Landasan
  1. Kekokohan Landasan Baik Maksudnya adalah tanah tidak dapat atau hampir tidak dapat dipres. Tebal lapisan tanah ini harusnya 2 -3 meter, misalnya: batu gunung, pasir yang sudah dipres dan kering dan lain sebagainya.
  2. Kekokohan Landasan Sedang Maksudnya adalah tanah yang dapat dipres misalnya kerikil dengan pasir yang masih basah, tanah liat, lempung, dan lain sebagainya. Ketebalan lapisan ini seharusnya paling sedikit 3-4 meter.
  3. Kekokohan Landasan Jelek Maksudnya adalah tanah yang menyingkir kalau dipres, misalnya pasir atau tanah liat yang masih basah, humus, rawa-rawa, atau timbunan tanah yang masih baru.

Jenis-Jenis Pondasi
Pondasi Dangkal
Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam. Ciri-ciri:
1). ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama;
2). dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom;
3). biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat;
4). untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar menjadi pelat.
b. Pondasi setempat; dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom pendukung/kolom struktur), tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan. Ciri pondasi setempat :
1). jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter ;
2). pondasi dibuat hanya di bawah kolom;
3). masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak digunakan untuk mendukung beban.
Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:
1). pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
2). pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras, kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
3). pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya.Pondasi kayu dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter.
Pondasi umpak dapat dibuat dari bahan-bahan sebagai berikut:
a) Ps bata yg disusun bertangga;
b) pasangan batu kali
c) cor beton tidak bertulang;
d) batu alam yang dibentuk menjadi lunak.
4). pondasi telapak“voetplat”, dibuat dari konstruksi beton bertulang berbentuk plat persegi.
c. Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara merata ke tanah bangunan. Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:
1). daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi;
2). raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter;
3). beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas;
4). pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari bawah (tanah).
1. Pondasi Dalam ; kedalamannya jauh dari permukaan tanah. Digunakan untuk daerah yang mempunyai struktur tanah jelek, high rise building, lepas pantai, dll. Macam :
a. Pondasi tiang pancang untuk tanah berdaya dukung buruk.
1). paku bumi pelantak dapat dibagi atas paku bumi pelantak siap jadi atau pelantak beton berisi. Sistem paku bumi palantak tidak dapat digunakan pada tanah berisi batu-batuan yang besar dan sebagainya. Pemasangan (pelantakan) dilakukan dengan alat:
a) pengentak tangan pengentak ini dikerjakan manual dengan tangan.
b) pengentak diesel jumlah pukulannya lebih banyak bekerja dengan injeksi solar
c) paku bumi pelantak kayu hanya dapat digunakan jika selalu berada dalam air. Paku bumi pelantak kayu sehingga kayu tidak busuk karena tidak ada oksigen.
d) paku bumi pelantak profil baja mahal, harus anti karat
e) paku bumi palantak beton bertulang Panjangnya tidak lebih dari 45 kali diameternya
2). paku bumi pemboran lebih menguntungkan karena tidak memerlukan pengentak, hanya steling kaki tiga yang sederhana. Tidak menimbulkan getaran karena dilakukan dengan pembora, dengan dmikian dapat diambil contoh tanah lapisan.
b. Salaian paku bumi dibentuk sebagai pondasi tulang, pondasi jalur atau pondasi pelat, akan tetapi slalu menggunakan beton bertulang. Tulagan besi dari paku bumi dihubungkan dengan besi tulangan pondasi. Pada pondasi lajur, paku bumi dilatak dalam satu atau dua barisan dan pada pondasi pelat beton di bawah dinding bangunan.
c. Drilled shaft digunakan pada gedung bertingkat tinggi, jembatan, atau off-shore construction.
d. Diaphragm wall digunakan bila:
1). saturasi cukup tinggi;
2). kondisi tanah tidak stabil;
3). meminimalkan pergerakan tanah karena getaran pada saat pengeboran.

Bahan-Bahan Pondasi
1. Pondasi Batu Kali
2. Pondasi Batu Buatan
3. Pondasi Beton
4. Pondasi Beton Bertulang

Pondasi dan Solusinya
1. Pergerakan Akibat Pembebanan pada bagian pondasi, baik horizontal atau vertikal (penurunan).

2. Pergerakan Akibat Penyebab Lainnya ; karena perubahan cuaca, pertumbuhan pohon di sekitar bangunan, dan penyebab eksternal lainnya. Pada kondisi tanah tertentu memiliki beda pengaruh :
a. Tanah liat berpengaruh pada pergerakan pondasi dangkal. Tanah liat yang kering pada permukaannya akan banyak terjadi retakan. Melalui retakan ini air bisa masuk ke bagian bawah pondasi dan melemahkan tanah di bawah pondasi tersebut sehingga pondasi mengalami penurunan. Cara mengatasi: menggunakan pondasi yang dalam atau melakukan underpinning.
b. Tanah berpasir, maka akan menyebabkan tanah menjadi tidak stabil.
c. Tanah organik dan tanah urugan, bila tidak ditempatkan dan dipadatkan secara benar, kondisinya juga tidak stabil, maka perlu penyesuaian tertentu sebelum dibangun pondasi.

3. Pergerakan Dalam Skala Besar, karena fenomena alam, geological atau kombinasinya. Misal, pada kemiringan tertentu tanah liat dapat mengalami longsor secara perlahan, tanah berkapur pada lapisan dasarnya dapat berlubang-lubang akibat aliran air bawah tanah.

4. Desain Pondasi, faktor yang memengaruhi kedalaman suatu pondasi :
a. kapasitas yang cukup aman untuk mendukung beban bangunan;
b. untuk daerah yang jenis tanahnya tanah liat, kedalaman pondasi harus di bawah zone dimana penyusutan dan pengembangan akibat keadaan cuaca dapat menyebabkan pergerakan pondasi yang cukup besar.

5. Beton Pondasi, Kekuatan beton dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. proporsi dan tipe semen;
b. tipe proporsi dan kualitas campuran;

6. Modifikasi Terhadap Pondasi yang Sudah Ada membuat podasi tambahan yang dapt menahan beban tambahan yag timbul dari penambahan bangunan.

7. Pondasi Batu Kali Turun, penyebabnya antara lain:
a. Lapisan tanah di bawah pondasi kurang padat/kurang keras.
b. Ukuran pondasi kurang besar, tidak sesuai dengan beban bangunan di atasnya.
c. Posisi/letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah.
d. Tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian alam (banjir, gempa bumi).
Adapun cara mengatasi :
a. Membuat pondasi baru di dekat dengan pondasi yg turun u/ membagi beban berlebih.
b. Memadatkan permukaan tanah di bawah pondasi baru shg daya dukung tanah naik.
c. Memperbaiki ketinggian balok dan dinding yang rusak akibat penurunan pondasi.
d. Membuat tiang di atas pondasi baru untuk menghentikan penurunan.

8. Pondasi Tiang pada Tanah Lunak, solusiya dengan memperbesar ukuran pondasi atau memperbaiki kondisi tanah lunak tersebut (dengan proses elektrokinetik untuk menurunkan kadar air tanah).

9. Bangunan di Tepian Sungai, biasanya sebagian tiang pondasinya sudah tidak tegak. solusinya dengan menambah tiang pendukung pondasi baru.

10. Permasalahan pada Pondasi Dalam, dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
a. tidak tercapainya daya dukung yang diinginkan;
b. penurunan jangka panjang tiang; dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah, metode konstruksi, beban yang bekerja dll. Tpondasi bertumpu pada tanah lunak dari reruntuhan lubang pengeboran. solusinya dengan teknologi pressure grouting yang telah banyak diaplikasikan pada elevasi dasar atau sisi-sisi lateral dari tiang untuk meningkatkan performa pondasi tiang. Teknik grouting secara garis besar berfungsi:
a. memperkeras sedimen pada dasar tiang dan tanah yang mengelilingi tiang;
b. memperbaiki kekurangan teknologi konstruksi tradisional dari cast-in-situ pile;
c. meningkatkan kapasitas tahanan single pile;
d. menurunkan/memperbaiki settlement pada pondasi bored pile;
e. mengisi celah antara rongga dan plat bearing pada lokasi sekeliling load cell untuk menyambungkan kembali segmen atas dan bawah bored pile dengan mix grouting Didalam setelah melakukan pengujian beban dengan metoda Load Cell.

Mekanisme peningkatan kapasitas cast-in-place bored-pile; Grouting dengan tekanan tinggi akan memecah, mengisi, menembus, memadatkan dan memperkeras endapan dan tanah di sekeliling dasar tiang dan akhirnya dapat membentuk campuran tanah baru dengan kekuatan yang lebih tinggi dan mampu memberikan perlawanan yang lebih besar terhadap beban yang disalurkan dari kepala tiang. Tanah di sekeliling dasar tiang dianggap mengalami deformasi dan tekanan oleh tekanan tinggi dari grouting untuk membentuk pengembangan pada dasar tiang dan juga luas efektif dari dasar tiang akan meningkat. Dengan adanya tekanan tinggi dari grouting maka kekuatan dari penampang dasar tiang yang terdiri dari bahan beton dan campuran endapan akan meningkat dan deformasi tekan (compression deformation) akan tercapai lebih awal. Deformasi vertikal dari tiang akibat beban rencana akan berkurang dan penggunaan secara maksimal dari kapasitas tahanan tiang pondasi dapat tercapai.
Sebagian dari grouting akan menembus rongga-rongga sepanjang pile-soil interface di atas elevasi dasar tiang untuk membentuk suatu kumpulan massa tanah yang terintegrasi pada bagian bawah tiang dengan lapisan lumpur dan batasan tanah sehingga tahanan lateral dari tanah yang mendekati dasar tiang akan meningkat. Sedimen pada dasar tiang diperkeras dan dikunci dengan campuran jacked cement paste untuk membentuk sebuah kristal berkekuatan tinggi dan stable chemical performance, dan pada akhirnya akan meningkatkan tahanan dasar tiang.

11. kenaikan kelembaban dari tanah solusinya dibuat balok balok beton bertulang (rollag, trasram) setebal dinding setinggi ± 30 cm. balok beton bertulang itu juga membantu untuk membagi gaya-gaya dan beban seragam ke pondasi dan ke tanah bangunan.

12. Pencegahan Terhadap Rayap; dilakukan sebelum pendirian bangunan. Tindakan :
a. memperhatikan bahaya rayap dalam perencanaan dan perincian bangunan;
b. pengawetan dengan obat-obatan;
c. pencegahan selama pendirian pembangunan;
d. menggunakan bahan-bahan yang tahan terhadap rayap: beton, baja, dsb.

13. Pencegahan pada Lapangan Berawa; rawan rayap, jangan sampai ada air yang menggenang.

Teknik Pondasi

administrator
E-mailPrintPDF
nik Pondasi (ada juga yang mengeja teknik fondasi) adalah suatu upaya teknis untuk mendapatkan jenis dan dimensi pondasi bangunan yang efisien, sehingga dapat menyangga beban yang bekerja dengan baik. Merupakan bagian dari ilmu Geoteknik.
Jenis-jenis pondasi
Pondasi dapat digolongkan menjadi tiga jenis:
•    Pondasi Dangkal (eng: Shallow Foundation, de: Flach- und Flächengründungen), di dalamnya terdiri dari:
- Pondasi Setempat (eng: Single Footing, de: Einzelfundament)
- Pondasi Menerus (eng: Continuous Footing, de: Streifenfundament)
- Pondasi Pelat (eng: Plate Foundation, de:Plattenfundament)
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal, hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
•    Pondasi KADAL (eng: Deep Foundation, de: Tiefgründungen). Digunakan untuk menyalurkan beban bangunan melewati lapisan tanah yang lemah di bagian atas ke lapisan bawah yang lebih keras. Contohnya antara lain Tiang Pancang, Tiang Bor, kaison, dan semacamnya. Penyebutannya dapat berbeda-beda tergantung disiplin ilmu atau pasarannya.contohnya: Pondasi Tiang Pancang (eng: Pile Foundation, de: Pfahlgründungen)
•    Kombinasi Pondasi Pelat dan Tiang Pancang (eng: Combination of Plate-Pile Foundation, de: Kombinierte Platten-Pfahlgründungen-KPP)
Jenis pondasi yang digunakan dalam suatu perencanaan bangunan tergantung dari jenis tanah dan beban yang bekerja pada lokasi rencana proyek.
Desain Pondasi
Pondasi didesain agar memiliki kapasitas dukung dengan penurunan / settlement tertentu oleh para Insinyur geoteknik dan struktur. Desain utamanya mempertimbangkan penurunan dan daya dukung tanah, dalam beberapa kasus semisal turap, defleksi / lendutan pondasi juga diikutkan dalam perteimbangan. Ketika berbicara penurunan, yang diperhitungkan biasanya penurunan total(keseluruhan bagian pondasi turun bersama-sama) dan penurunan diferensial(sebagian pondasi saja yang turun / miring). Ini dapat menimbulkan masalah bagi struktur yang didukungnya.
Daya dukung pondasi merupakan kombinasi dari kekuatan gesekan tanah terhadap pondasi( tergantung pada jenis tanah, massa jenisnya, nilai kohesi adhesinya, kedalamannya, dsb), kekuatan tanah dimana ujung pondasi itu berdiri, dan juga pada bahan pondasi itu sendiri. Dalamnya tanah serta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya amatlah sulit dipastikan, oleh karena itu para ahli geoteknik membatasi beban yang bekerja hanya boleh, biasanya, sepertiga dari kekuatan desainnya.
Beban yang bekerja pada suatu pondasi dapat diproyeksikan menjadi:
•    Beban Horizontal/Beban Geser, contohnya beban akibat gaya tekan tanah, transfer beban akibat gaya angin pada dinding.
•    Beban Vertikal/Beban Tekan dan Beban Tarik, contohnya:
- Beban Mati, contoh berat sendiri bangunan
- Beban Hidup, contoh beban penghuni, air hujan dan salju
- Gaya Gempa
- Gaya Angkat Air (eng: Lifting Force, de: Auftriebskraft)

JENIS-JENIS PONDASI

Posted by Irma Khamisah Kamis, 25 Maret 2010, under | 0 komentar

% pembangunan, tidak kurang dari sebulan lagi maka rumah telah siap. 2. Pondasi Foot Plat

Pondasi foot plat dipergunakan pada kondisi tanah dengan daya dukung tanah (sigma) antara : 1,5 - 2,00 kg/cm2. Pondasi foot plat ini biasanya dipakai untuk bangunan gedung 2 – 4 lantai, dengan kondisi tanah yang baik dan stabil. Bahan dari pondasi ini dari beton bertulang. Untuk menentukan dimensi dari pondasi ini dengan perhitungan konstruksi beton bertulang.
Beton adalah campuran antara bahan pengikat Portland Cement (PC) dengan bahan tambahan atau pengisi yang terdiri dari pasir dan kerikil dengan perbandingan tertentu ditambah air secukupnya.
Sedangkan komposisi campuran beton ada 2 macam yaitu:
a. Berdasarkan atas perbandingan berat
b. Berdasarkan atas berbandingan isi (volume)
Perbandingan campuran beton untuk konstruksi beton adalah 1 PC :2 pasir : 3 kerikil atau 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil, sedang untuk beton rapat air menggunakan campuran 1 PC : 1 ½ pasir : 2 ½ kerikil. Beton mempunyai sifat sanggup mendukung tegangan tekan dan sedikit mendukung tegangan tarik. Untuk itu agar dapat jugamendukung tegangan tarik konstruksi beton tersebut memerlukan tambahan besi berupa tulangan yang dipasang sesuai daerah tarik yang memerlukan.
Konstruksi pondasi pelat lajur beton bertulang digunakan apabila bobot bangunan sangat besar. Bilamana daya dukung tanah kecil dan untuk memperdalam dasar pondasi tidak mungkin sebab lapisan tanah yang baik letaknya sangat dalam sehingga sistem pondasi pelat beton bertulang cukup cocok. Bentuk pondasi pelat lajur tersebut kedua tepinya menonjol ke luar dari bidang tembok sehingga dimungkinkan kedua sisinya akan melentur karena tekanan tanah. Agar tidak melentur maka pada pelat pondasi diberi tulangan yang diletakkan pada daerah tarik yaitu dibidang bagian bawah yang disebut dengan tulangan pokok.Besar diameter tulangan pokok Ø 13 - Ø 16 mm dengan jarak 10 cm– 15 cm, sedang pada arah memanjang pelat dipasang tulangan pembagi Ø 6 - Ø 8 mm dengan jarak 20 cm – 25 cm. Campuran beton untuk konstruksi adalah 1 PC : 2 pasir : 3 kerikil dan untuk lantai kerja sebagai peletakan tulangan dibuat betondengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 kerikil setebal 6 cm.
Luas bidang pelat beton sebagai telapak kaki pondasi biasanyaberbentuk bujur sangkar atau persegi panjang. Telapak kaki yangberbentuk bujur sangkar biasanya terletak di bawah kolombangunan bagian tengah. Sedangkan yang berbentuk empatpersegi panjang ditempatkan pada bawah kolom bangunan tepi atau samping agar lebih stabil. Luas telapak kaki pondasi tergantung pada beban bangunan yang diterima dan daya dukung tanah yang diperkenankan ( σ tanah), sehingga apabila daya dukung tanahnya makin besar, maka luas pelat kakinya dapat dibuat lebih kecil.



Gambar 1.4. Pondasi Foot Plat


3. Pondasi Sumuran
Pondasi sumuran dipakai untuk tanah yang labil, dengan sigma lebih kecil dari 1,50 kg/cm2. Seperti bekas tanah timbunan sampah, lokasi tanah yang berlumpur.

Pondasi untuk Konsep Rumah Tumbuh

Pembangunan rumah contoh untuk Tipe Cassia 74/116 di Kavling 8 (Rumah Contoh) sudah dalam tahap penyelesaian akhir, pemasangan keramik di tiap ruangan, pemasangan plafon gipsum dengan ranka hollow, pemasangan batu alam untuk tiap kamar mandi utama juga sudah mulai kelar. Secara keseluruhan sudah mencapai 80

Tahap berikutnya adalah persiapan pembangunan Rumah Kavling 9 dengan tipe dan luas tanah yang sama dengan Kavling 8 (Cassia 74/116). Para pekerja sudah mempersiapkan lahan, mulai membersihkan dan memulai penggalian untuk pemasangan pondasi untuk bangunan.
Prestigio Town House Pondok Cabe, memiliki Kavling dengan Tipe 74/116 untuk Rumah 1 (satu) lantai, lainnya adalah Tipe 110 untuk 2 (dua) lantai. Meski untuk Tipe 74/116 dibangun untuk satu lantai, namun jika kedepan pemilik menginginkan tambahan lantai ke dua untuk rumahnya, stuktur bangunan tipe ini sangat layak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Karena beberapa hal vital dan syarat pembangunan 2 lantai, khususnya masalah struktur dan pondasi rumah sudah dipersiapkan untuk itu.

Pondasi untuk Rumah Tinggal

Pengertian umum untuk Pondasi Rumah adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.

Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:
  • Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
  • Dapat menyesuaiakan pergerakan tanah tidak stabil
  • Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
  • Tahan terhadap pengaruh bahan kimia

Pondasi Telapak (Foot Plat) untuk Konsep Rumah Tumbuh

Sesuai dengan namanya, yang dimaksud dengan konsep Rumah Tumbuh adalah pembangunan rumah yang dipersiapkan secara bertahap. Secara umum dibagi menjadi 2 (dua), tumbuh secara Vertical (ke atas) atau tumbuh Horizontal. Pertumbuhan secara Horizontal lazimnya lebih mudah, karena hanya mensyaratkan memenuhi kebutuhan luasan tanah yang kosong untuk perluasan bangunan, baik ke samping atau melebar.

Proses pemasangan Foot Plate untuk pondasi kokoh dan siap tingkat
Sedangkan untuk pertumbuhan Vertikal, tentu tidaklah semudah pertumbuhan Horizontal, karena terkait dengan masalah teknis dan struktur sebuah bangunan. Pembangunan rumah untuk 2 (dua) lantai haruslah dipersiapkan secara matang dan terencana. Lantas, Apa yang harus dipersiapkan untuk merancang pembangunan rumah tumbuh secara vertical?. Yang menjadi syarat utama adalah Pondasi Rumah harus kokoh, ini menjadi syarat mutlak jika menginginkan rumah tumbuh vertical. Dan yang lebih penting lagi, Prestigio Town House Pondok Cabe juga sudah mempersiapkan hal tersebut untuk Kavling paling kecilnya (Tipe Cassia 74/116).
Pondasi Telapak (Foot Plat) umumnya dipakai untuk pembangunan rumah 2 (dua) lantai keatas, memang tidak menutup kemungkinan digunakan untuk bangunan rumah 1 (satu) lantai (karena alasan kondisi tanah), akan tetapi hal ini sangat jarang sekali digunakan. Pada bangunan rumah tinggal lantai 2, pondasi yang digunakan adalah kombinasi antara Pondasi Staal (batu kali menerus) dengan pondasi Plat seperti pada gambar.

Tipe Agathis 74/116 pada Kavling 9 dan juga kavling lainnya di Prestigio Town House, dibangun untuk menunjang konsep Rumah Tumbuh secara Vertical. Hal ini mengingat kebutuhan di kota-kota besar seperti di Jakarta, untuk memenuhi kebutuhan tanah luas tidak mudah dan membutuhkan biaya cukup besar. Tipe 74/116 memang sangat cocok untuk pasangan muda, seiring dengan perjalanannya pasangan muda tersebut tidak akan kesulitan dan harus membangun ulang untuk memenuhi kebutuhan ruangan barunya di lantai dua.